ArtiTeks Analytical Exposition tentang Bullying. Bahaya Bullying di Kalangan Pelajar. Bullying di lingkungan pendidikan masih sebuah hal yang umum dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan bullying meliputi berbagai macam perilaku buruk, termasuk kekerasan fisik, ancaman, ejekan verbal, pengucilan, dan penyebaran desas-desus terhadap sasaran yang
Tag teks eksposisi tentang bullying singkat. √ Bullying : Pengertian, Ciri, Penyebab, Dampak, Bentuk, Jenis dan Contoh Terlengkap √ Bullying : Pengertian, Ciri, Penyebab, Dampak, Bentuk, Jenis dan Contoh Terlengkap - Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di seputarilmu.com. Kali ini akan membahas mengenai Bullying. Ada
UrutanSebab Akibat. Bully biasanya muncul di usia sekolah. Pelaku Bully memiliki karakteristik tertentu. Umumnya mereka adalah anak-anak yang berani, tidak mudah takut, dan memiliki motif dasar tertentu. Motif utama yang biasanya ditenggarai terdapat pada pelaku Bully adalah adanya agresifitas. Padahal, ada motif lain yang juga bisa dimiliki
CyberBullying [eksplanasi] November 02, 2020 TEKS EKSPLANASI Teks Eksplanasi tentang Kemiskinan. Bahasa Indonesia Proposal Penelitian Resensi TEKS EKSPLANASI TEKS NEGOSIASI Teks Prosedur X MIPA 3 XI IPS 1 XI IPS 2 XI MIPA 1 XI MIPA 2 XI MIPA 3 XI MIPA 4 XI MIPA 5. Cari Blog Ini.
Inilahcontoh teks eksposisi tentang bullying dan hal lain yang berhubungan erat dengan contoh teks eksposisi tentang bullying serta aspek K3 secara umum di Indonesia. Bullying di tempat kerja: bagaimana mengenali dan apa yang harus dilakukan
Mungkinbiasanya aksi perundungan atau bullying hanya terjadi di dunia nyata, namun sekarang bullying juga sudah marak di dunia maya. Cyberbullying merupakan fenomena sosial baru yang muncul karena perkembangan teknologi dan komunikasi. TEKS EKSPLANASI CYBER BULLYING By najwanuraprilia64 | Updated: Sept. 15, 2021, 5:37 p.m. Loading
GxT7g. Cyberbullying atau perundungan intimidasi dunia maya adalah bullying atau biasa juga disebut pelecehan dengan menggunakan teknologi digital atau perangkat digital seperti ponsel, komputer/laptop, dan tablet. Hal ini umumnya terjadi di media sosial seperti Instagram dan Facebook, platform chatting seperti SMS dan WhatsApp, platform bermain game seperti Mobile Legends dan Free Fire, forum, ataupun platform apapun di mana orang dapat melihat, berpartisipasi, atau berbagi konten. Adapun menurut UNICEF, cyberbullying merupakan perilaku agresif dan memiliki tujuan yang dilakukan oleh suatu kelompok atau individu, dengan menggunakan media elektronik, secara berulang-ulang dari waktu ke waktu, terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut, ataupun orang yang lemah yang biasanya tidak dapat membalas perbuatan cyberbullying tersebut. Jadi, pelaku dan korban memiliki perbedaan kekuatan yang signifikan, perbedaan kekuatan dalam hal ini merujuk pada sebuah persepsi yaitu dari kapasitas fisik dan mental. Cyberbullying memiliki contoh yang sangat banyak, termasuk juga tindakan mengirim, memposting, membagikan konten yang tidak pantas dan berbau negatif, berbahaya, palsu, atau jahat tentang orang lain. Tindakan ini dapat mencakup seperti kegiatan berbagi informasi pribadi atau pribadi tentang orang lain yang menyebabkan rasa malu, terhina, ataupun tersakiti. Beberapa tindakan cyberbullying dapat melewati batas dan menjadi perilaku yang melanggar hukum atau kriminal yang tentunya pelakunya dapat diproses secara hukum dan dipenjara. Cyberbullying memiliki contoh yang bermacam-macam, diantaranya terdapat komentar yang mencakup ujaran kebencian di blog, jejaring sosial, email, dan kiriman. Ucapan kebencian yang satu ini sengaja dibuat untuk menyinggung perasaan orang lain. Tentunya perilaku ini dapat menurunkan kepercayaan diri seseorang yang sedang di-bully. Orang yang mengalami bullying ini pastinya akan mengalami dampak dari segi mental, fisik, maupun emosionalnya. Diantaranya korban dapat merasa cemas, malu, khawatir, tidak percaya diri dengan diri sendiri, menganggap dirinya bodoh, hingga sakit kepala dan insomnia, dan yang paling buruk dan paling berbahaya yaitu korban mungkin memiliki pikiran untuk bunuh diri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Padjajaran, terdapat lima faktor yang memengaruhi cyberbullying pada remaja dapat terjadi. Yang pertama yaitu faktor individu diantaranya pernah pengalaman kekerasan, persepsi, gender, usia, kontrol psikologis, dan penggunaan zat adiktif dan zat-zat terlarang seperti narkoba. Selanjutnya yaitu ada faktor keluarga meliputi pola asuh dari orang tua, dukungan keluarga, dan stres orang tua. Lalu yang ketiga yaitu faktor dari teman berupa dukungan dan pergaulan. Selanjutnya ada faktor dari sekolah yaitu jenis sekolah dan pelajaran atau pendidikan yang dari sekolah ajarkan ke muridnya. Faktor kelima atau yang terakhir yaitu penggunaan internet berupa intensitas dan kompetensi media etis. Simpulan yang dapat kita ambil dari kasus cyberbullying yang saat ini sedang marak terjadi di era digital ini tentunya tidak hanya merugikan dari segi fisik korban, tetapi juga dapat membahayakan kondisi mental korban. Mental korban dapat sangat rusak dan akan memengaruhi tumbuh kembang korban yang mengalami cyberbullying ini. Sehingga korban bullying dalam platform digital ini nantinya dapat mengalami gangguan mental dan korban akan kesulitan mengontrol emosinya. Korban juga memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk melukai dirinya sendiri bahkan ingin bunuh diri karena menganggap dirinya bodoh dan tidak berguna. Oleh karena itu, kita semua sebagai warga internet yang baik harus bisa mencegah dan menghentikan cyberbullying di semua platform digital yang tersedia pada saat yang bersamaan dan serentak. Kita semua harus bisa menciptakan platform digital yang bebas dari cyberbullying dan semua tindakan kejahatan dan yang tidak baik di era modern seperti ini, yang semuanya mengandalkan teknologi digital untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
teks eksposisi tentang bullying